Mirip dengan DBD: Gejala Demam Lassa yang Mewabah di Nigeria

Swedishconsulate – Wabah Demam Lassa kembali mengemuka di Nigeria, menarik perhatian dunia karena gejalanya yang mirip dengan Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini disebabkan oleh virus Lassa, yang ditularkan ke manusia melalui kontak dengan makanan atau barang-barang rumah tangga yang terkontaminasi urine atau feses tikus yang terinfeksi. Meskipun Demam Lassa kurang dikenal di luar Afrika Barat, penyakit ini menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, terutama karena kesulitan dalam membedakan gejalanya dengan DBD.

Gejala Awal Demam Lassa

Gejala awal Demam Lassa seringkali tidak spesifik, membuatnya sulit untuk dikenali pada tahap awal. Penderita biasanya mengalami demam, kelelahan, dan nyeri otot—gejala yang sangat mirip dengan DBD. Selain itu diberita oleh Businessicy bahwa, sakit kepala dan sakit tenggorokan juga umum dialami oleh pasien. Pada tahap ini, Demam Lassa sering dianggap sebagai infeksi virus ringan lainnya, sehingga penderita mungkin tidak segera mencari bantuan medis.

Gejala Lanjutan yang Lebih Serius

Seiring berjalannya waktu, gejala Demam Lassa dapat berkembang menjadi lebih serius. Mual, muntah, dan diare sering muncul, yang juga sering terjadi pada penderita DBD. Namun, yang membedakan adalah adanya tanda-tanda pendarahan, seperti gusi berdarah, darah dalam urine, dan pendarahan internal yang bisa menyebabkan syok dan kegagalan organ. Kondisi ini mirip dengan kasus DBD berat yang juga melibatkan pendarahan dan syok.

Kesamaan dengan DBD dan Tantangan Diagnostik

Kesamaan antara gejala Demam Lassa dan DBD menimbulkan tantangan besar dalam diagnosis. Di negara-negara seperti Nigeria, di mana DBD juga umum terjadi, membedakan antara kedua penyakit ini berdasarkan gejala klinis saja sangat sulit. Diagnosis yang cepat dan akurat sangat penting untuk memastikan pasien menerima perawatan yang tepat. Pemeriksaan laboratorium, seperti tes darah untuk mendeteksi virus Lassa, sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosis dan membedakannya dari DBD.

Penularan dan Risiko Penyebaran

Demam Lassa dapat menyebar melalui kontak langsung dengan darah, urine, feses, atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi, mirip dengan bagaimana DBD dapat menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Risiko penyebaran meningkat di daerah dengan sanitasi yang buruk dan populasi tikus yang tinggi. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan yang efektif, termasuk pengendalian populasi tikus dan peningkatan kebersihan lingkungan, sangat penting untuk mengurangi penyebaran penyakit ini.

Perhatian Dunia terhadap Wabah Demam Lassa

Wabah Demam Lassa di Nigeria telah menarik perhatian internasional, terutama karena potensi penyebarannya ke luar wilayah endemik. Organisasi kesehatan global bekerja sama dengan pemerintah Nigeria untuk memantau dan mengendalikan wabah ini. Upaya pencegahan, seperti edukasi publik tentang gejala dan cara penularan penyakit, serta peningkatan akses ke perawatan medis, menjadi fokus utama dalam menangani wabah ini. Dengan gejalanya yang mirip dengan DBD, kesadaran dan kewaspadaan yang tinggi sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan memastikan penanganan yang tepat bagi para penderita.